1. Lihat bagian dalam atau bagian bergigi dari v-belt. Tanda-tanda mau putus biasanya terdapat retakan-retakan. Kalau tidak ada, bisa juga tekukan yang terjadi pada v-belt.
2. Di sisi samping v-belt, sudutnya terlihat lebih ramping atau lebih tajam ketimbang v-belt standar. Itu menandakan v-belt sudah aus akibat gesekan dengan puly. Jika sudah aus v-belt akan menimbulkan suara berisik di rumah CVT, seperti rantai yang kendur, itu dikarenakan v-belt bergesek dengan tutup CVT.
Pengaruh yang ditimbulkan dari dua poin di atas adalah, akselerasi awal biasanya terjadi selip dan seperti gas yang diputar namun tenaga tidak sesuai putaran mesin.
3. Pemakaian ukuran ban yang tak lazim, misalnya 140/80-14. V-belt membutuhkan tekanan lebih besar untuk menggerakkan roda. Inilah yang mengakibatkan v-belt cepat aus. Selain itu, tenaga yang besar akibat pemakaian ban yang cukup lebar juga membuat v-belt cepat aus.
4. Rute perjalanan yang panjang setiap harinya akan membuat daya tahan v-belt berkurang dan membuatnya cepat putus. Misalnya, sekali jalan puluhan kilometer tanpa istirahat ditambah macet. Walau pemakaian masih sekitar 10.000 km, v-belt bisa saja tiba-tiba putus.
Untuk mengantisipasi semua itu terjadi, tidak ada salahnya bila dilakukan pengecekan setiap bulannya untuk menghindari hal-hal yang tidak kita inginkan. [g'fm/timBX]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar