Pengertian Translasi
Translasi
adalah proses pernyataan kembali informasi laporan keuangan dari satu mata uang
ke mata uang lain.
Alasan Translasi
- Perusahaan dengan operasi luar negeri yaitu Perusahaan dengan operasi yang luas, tidak dapat menyiapkan laporan keuangan konsolidasi jika akun-akun mereka dan akun-akun subsidiaries tidak diungkapkan dalam satu mata uang.
- Skala kegiatan investasi internasional yang meluas saat ini meningkatkan kebutuhan penyampaian informasi kepada pembaca di negara lain yg signifikan menyusun laporan keuangan konsolidasi yang memungkinkan para pembaca laporan untuk mendapatkan pemahaman yang holistic atas operasi perusahaan, baik domestic dan luar negeri
Alasan lain :
- Mencatat transaksi valuta asing
- Melaporkan aktivitas cabang internasional & anak perusahaan
- Melaporkan hasil operasi independen di luar negeri
Metode Translasi Mata Uang Asing
Bagi
perusahaan yang beroperasi secara internasional, perusahaan menggunakan beberapa
metode dalam melakukan translasi. Metode translasi ini terdiri dari dua jenis
yaitu:
- Metode Kurs Tunggal
Menggunakan satu kurs tunggal yaitu kurs kini untuk mentranslasi mata uang asing pada seluruh pos-pos laporan keuangan. Metode kurs kini mengasumsikan bahwa seluruh aktiva dalam mata uang local menghadapi risiko nilai tukar karena kurs nilai kini mengubah seluruh aktiva kini luar negeri setiap terjadi perubahan nilai tukar. Nilai persediaan dan aktiva tetap didukung oleh inflasi local.
- Metode Kurs Berganda
Metode
ini menggabungkan kurs nilai tukar historis dan kurs nilai tukar kini dalam
proses translasi. Mtode ini terbagi atas tiga metode, yaitu :
a. Metode
kini - non kini
Dalam metode ini aktiva
lancar dan kewajiban lancar anak perusahaan ditranslasikan kedalam mata uang
pelaporan induk perusahaannya berdasarkan kurs kini. Aktiva dan kewajiban tidak
lancar ditranslasikan berdasarkan kurs historis. Pos-pos laporan laba rugi
(kecuali depresiasi dan amortisasi) ditranslasikan sebesar kurs rata-rata yang
berlaku. Beban depresiasi dan amortisasi ditranslasikan sebesar kurs historis
yang tercatat saat aktiva tersebut diperoleh.
b. Metode
moneter – non moneter
Metode ini bergantung
pada klasifikasi skema neraca untuk menentukan kurs translasi yang tepat. Aktiva
dan kewajiban moneter ditanslasikan berdasarkan kurs kini. Sedangkan untuk
pos-pos non moneter ditranslasikan dengan menguunakan kurs historis. Metode ini
juga akan mendistorsikan marjin laba karena menandingkan penjualan berdasarkan
harga dan kurs translasi kini dengan biaya penjualan yang diukur sebesar biaya
perolehan dan kurs translasi historis.
c. Metode
temporal
Berdasarkan metode ini, pos-pos
moneter seperti kas, piutang, dan utang ditranslasikan berdasarkan kurs kini. Pos-pos
pendapatan dan beban ditranslasikan sebesar kurs yang terjadi pada saat
transaksi berlangsung. Metode temporal memiliki keuntungan dan kerugian yang
sama dengan metode moneter - non moneter karean sengaja mengabaikan inflasi local.
Metode ini memiliki keterbatasan dengan metode translasi lain.
Pengaruh Translasi pada laporan
keuangan
·
Alternatif Kurs
a) Kurs
kini (current) adalah kurs nilai tukar pada saat tanggal laporan keuangan.
b) Kurs
Historis adalah kurs nilai tukar pada saat suatu aktiva dalam mata uang asing
pertama kali diperoleh, atau ketika suatu kewajiban dalam mata uang asing
pertama kali terjadi.
c) Kurs
rata-rata (average) adalah rata-rata sederhana dari kurs nilai tukar kini dan
historis.
·
Pengaruh
penggunaan kurs terhadap laporan keuangan
a) Penggunaan
kurs nilai tukar historis melindungi laporan keuangan dari keuntungan dan
kerungian translasi mata uang asing.
b) Penggunaan
kurs kini menimbulkan terjadinya keuntungan atau kerugian translasi.
Keuntungan dan Kerugian Translasi
PSAK
No.10 menyatakan bahwa keuntungan dan kerugian akibat translasi harus
dinyatakan dalam perhitungan laba rugi periode dimana kurs mengalami perubahan.
Bila timbulnya dan penyelesaian suatu transaksi berada dalam suatu periode
akuntansi yang sama maka seluruh selisih kurs diakui dalam periode tersebut. Secara
internasional, perlakukan akuntansi atas penyesuaian tersebut juga berbeda
seperti halnya prosedur translasi. Pendekatan-pendekatan atas penyesuaian translasi
adalah :
- Penangguhan
Penangguhan
keuntungan dan kerugian traslasi menutupi perilaku perubahan kurs nilai tukar
yaitu perubahan kurs merupakan fakta kistoris dan para pengguna laporan
keuangan terlayani dengan baik jika pengaruh fluktuasi kurs nilai tukar
diperhitungkan pada periode saat terjadinya.
- Penangguhan dan Amortisasi
Beberapa
pihak mendukung penagguhan keuntungan atau kerugian translasi dan melakukan
amortisasi penyesuaian selama masa pos-pos neraca terkait.
- Penangguhan Sebagian
Pendekatan
ini, tidak memiliki criteria eksplisit untuk menentukan kapan suatu keuntungan
translasi direalisasi. Pada masa lalu, perusahaan mengurangkan keuntungan
periode berjalan dengan kerugian pada masa lalu dan menangguhkan selisihnya. Keuntungan
dan kerugian translasi akan terhapuskan dalam jangka panjang.
- Tidak Ada Penangguhan
Memasukkan
keuntungan dan kerugian translasi dalan laba tahun berjalan akan menghasilkan
fluktuasi laba yang signifikan apabila terjadi perubahan kurs nilai tukar. Akan
menyesatkan para pembaca laporan keuangan, karena penyesuaian ini tidak selalu
memberikan informasi yang sesuai dengan ekspektasi pengaruh ekonomi dari
peubahan kurs nilai terhadap arus kas sebuah perusahaan.
Pengembangan Akuntansi Translasi Mata
Uang Asing
Beberapa
perspektif historis tentang akuntansi translasi mata uang asing di Negara
Amerika, sebagai berikut:
- Pra-1965
Praktik
translasi mata uang asing masih dipandu oleh BAB 12 dari Accounting
Research Bulletin No. 43.
- 1965-1975
Translasi
mata uang asing seluruh utang dan piutang mata uang asing pada kurs kini diperbolehkan
setelah Accounting Principles Board Opinion No. 6 dikeluarkan pada tahun 1965.
- 1975-1981
FASB
mengeluarkan FAS No. 8 pada tahun 1975, mengubah praktik di AS dan sejumlah
perusahaan asing yang menggunakan GAAP AS karena mengharuskan penggunaan metode
translasi temporal.
- 1981-Sekarang
FASB
mengeluarkan Satetement of Financial Accounting Standards No. 52 pada tahun
1981. Standar No.52 mengakui bahwa baik sudut pandang induk perusahaan dan anak
perusahaan merupakan kerangka dasar pelaporan yang sah.
SUMBER :
kk.mercubuana.ac.id/files/32026-5-511252369850.doc
lana.staff.gunadarma.ac.id/.../5+TranslasiMataUangAsi...
lana.staff.gunadarma.ac.id/.../5+TranslasiMataUangAsi...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar