Jumat, 31 Mei 2013

TRANSLASI MATA UANG ASING / VALAS

Pengertian Translasi  
Translasi adalah proses pernyataan kembali informasi laporan keuangan dari satu mata uang ke mata uang lain.
Alasan Translasi
  • Perusahaan dengan operasi luar negeri yaitu Perusahaan dengan operasi yang luas, tidak dapat menyiapkan laporan keuangan konsolidasi jika akun-akun mereka dan akun-akun subsidiaries tidak diungkapkan dalam satu mata uang.
  • Skala kegiatan investasi internasional yang meluas saat ini meningkatkan kebutuhan penyampaian informasi kepada pembaca di negara lain yg signifikan menyusun laporan keuangan konsolidasi yang memungkinkan para pembaca laporan untuk mendapatkan pemahaman yang holistic atas operasi perusahaan, baik domestic dan luar negeri

Alasan lain :
  •  Mencatat transaksi valuta asing
  • Melaporkan aktivitas cabang internasional & anak perusahaan
  •  Melaporkan hasil operasi independen di luar negeri

Metode Translasi Mata Uang Asing
Bagi perusahaan yang beroperasi secara  internasional, perusahaan menggunakan beberapa metode dalam melakukan translasi. Metode translasi ini terdiri dari dua jenis yaitu:
  • Metode Kurs Tunggal

Menggunakan satu kurs tunggal yaitu kurs kini untuk mentranslasi mata uang asing pada seluruh pos-pos laporan keuangan. Metode kurs kini mengasumsikan bahwa seluruh aktiva dalam mata uang local menghadapi risiko nilai tukar karena kurs nilai kini mengubah seluruh aktiva kini luar negeri setiap terjadi perubahan nilai tukar. Nilai persediaan dan aktiva tetap didukung oleh inflasi local.
  • Metode Kurs Berganda

Metode ini menggabungkan kurs nilai tukar historis dan kurs nilai tukar kini dalam proses translasi. Mtode ini terbagi atas tiga metode, yaitu :
a.       Metode kini - non kini
Dalam metode ini aktiva lancar dan kewajiban lancar anak perusahaan ditranslasikan kedalam mata uang pelaporan induk perusahaannya berdasarkan kurs kini. Aktiva dan kewajiban tidak lancar ditranslasikan berdasarkan kurs historis. Pos-pos laporan laba rugi (kecuali depresiasi dan amortisasi) ditranslasikan sebesar kurs rata-rata yang berlaku. Beban depresiasi dan amortisasi ditranslasikan sebesar kurs historis yang tercatat saat aktiva tersebut diperoleh.
b.      Metode moneter – non moneter
Metode ini bergantung pada klasifikasi skema neraca untuk menentukan kurs translasi yang tepat. Aktiva dan kewajiban moneter ditanslasikan berdasarkan kurs kini. Sedangkan untuk pos-pos non moneter ditranslasikan dengan menguunakan kurs historis. Metode ini juga akan mendistorsikan marjin laba karena menandingkan penjualan berdasarkan harga dan kurs translasi kini dengan biaya penjualan yang diukur sebesar biaya perolehan dan kurs translasi historis.
c.       Metode temporal
Berdasarkan metode ini, pos-pos moneter seperti kas, piutang, dan utang ditranslasikan berdasarkan kurs kini. Pos-pos pendapatan dan beban ditranslasikan sebesar kurs yang terjadi pada saat transaksi berlangsung. Metode temporal memiliki keuntungan dan kerugian yang sama dengan metode moneter - non moneter karean sengaja mengabaikan inflasi local. Metode ini memiliki keterbatasan dengan metode translasi lain.
Pengaruh Translasi pada laporan keuangan
·         Alternatif Kurs
a)      Kurs kini (current) adalah kurs nilai tukar pada saat tanggal laporan keuangan.
b)      Kurs Historis adalah kurs nilai tukar pada saat suatu aktiva dalam mata uang asing pertama kali diperoleh, atau ketika suatu kewajiban dalam mata uang asing pertama kali terjadi.
c)      Kurs rata-rata (average) adalah rata-rata sederhana dari kurs nilai tukar kini dan historis.
·         Pengaruh penggunaan kurs terhadap laporan keuangan
a)      Penggunaan kurs nilai tukar historis melindungi laporan keuangan dari keuntungan dan kerungian translasi mata uang asing.
b)      Penggunaan kurs kini menimbulkan terjadinya keuntungan atau kerugian translasi.
Keuntungan dan Kerugian Translasi
PSAK No.10 menyatakan bahwa keuntungan dan kerugian akibat translasi harus dinyatakan dalam perhitungan laba rugi periode dimana kurs mengalami perubahan. Bila timbulnya dan penyelesaian suatu transaksi berada dalam suatu periode akuntansi yang sama maka seluruh selisih kurs diakui dalam periode tersebut. Secara internasional, perlakukan akuntansi atas penyesuaian tersebut juga berbeda seperti halnya prosedur translasi. Pendekatan-pendekatan atas penyesuaian translasi adalah :
  • Penangguhan

Penangguhan keuntungan dan kerugian traslasi menutupi perilaku perubahan kurs nilai tukar yaitu perubahan kurs merupakan fakta kistoris dan para pengguna laporan keuangan terlayani dengan baik jika pengaruh fluktuasi kurs nilai tukar diperhitungkan pada periode saat terjadinya.
  • Penangguhan dan Amortisasi

Beberapa pihak mendukung penagguhan keuntungan atau kerugian translasi dan melakukan amortisasi penyesuaian selama masa pos-pos neraca terkait.
  • Penangguhan Sebagian

Pendekatan ini, tidak memiliki criteria eksplisit untuk menentukan kapan suatu keuntungan translasi direalisasi. Pada masa lalu, perusahaan mengurangkan keuntungan periode berjalan dengan kerugian pada masa lalu dan menangguhkan selisihnya. Keuntungan dan kerugian translasi akan terhapuskan dalam jangka panjang.
  • Tidak Ada Penangguhan

Memasukkan keuntungan dan kerugian translasi dalan laba tahun berjalan akan menghasilkan fluktuasi laba yang signifikan apabila terjadi perubahan kurs nilai tukar. Akan menyesatkan para pembaca laporan keuangan, karena penyesuaian ini tidak selalu memberikan informasi yang sesuai dengan ekspektasi pengaruh ekonomi dari peubahan kurs nilai terhadap arus kas sebuah perusahaan.
Pengembangan Akuntansi Translasi Mata Uang Asing
Beberapa perspektif historis tentang akuntansi translasi mata uang asing di Negara Amerika, sebagai berikut:
  •  Pra-1965

Praktik translasi mata uang asing masih dipandu oleh BAB 12 dari Accounting Research Bulletin No. 43.
  • 1965-1975

Translasi mata uang asing seluruh utang dan piutang mata uang asing pada kurs kini diperbolehkan setelah Accounting Principles Board Opinion No. 6 dikeluarkan pada tahun 1965.
  • 1975-1981

FASB mengeluarkan FAS No. 8 pada tahun 1975, mengubah praktik di AS dan sejumlah perusahaan asing yang menggunakan GAAP AS karena mengharuskan penggunaan metode translasi temporal.
  • 1981-Sekarang

FASB mengeluarkan Satetement of Financial Accounting Standards No. 52 pada tahun 1981. Standar No.52 mengakui bahwa baik sudut pandang induk perusahaan dan anak perusahaan merupakan kerangka dasar pelaporan yang sah.


SUMBER       :
       kk.mercubuana.ac.id/files/32026-5-511252369850.doc
       lana.staff.gunadarma.ac.id/.../5+TranslasiMataUangAsi...